Profil Desa Bumi

Ketahui informasi secara rinci Desa Bumi mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Bumi

Tentang Kami

Profil Kelurahan Bumi, Laweyan, Surakarta. Wilayah urban strategis yang menjadi pusat kegiatan jasa, perdagangan, dan pemukiman heterogen, ditopang oleh lokasinya yang krusial di jantung kota dan berbatasan langsung dengan kawasan penting lainnya di Kota

  • Lokasi Urban Strategis

    Berada di jantung Kota Surakarta dengan aksesibilitas tinggi, menjadikannya kawasan pemukiman sekaligus area komersial yang penting

  • Perekonomian Jasa dan Perdagangan

    Ekonominya bertumpu kuat pada sektor jasa, perdagangan skala kecil dan menengah (UMKM), serta penyediaan akomodasi yang didorong oleh lokasinya yang dekat dengan pusat keramaian

  • Sejarah yang Melekat pada Keraton

    Memiliki latar belakang historis sebagai tanah kediaman abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta, yang namanya mencerminkan fungsi dan peruntukan lahan di masa lalu

Pasang Disini

Kelurahan Bumi, yang terletak di Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta, merupakan sebuah kawasan yang memadukan dinamika kehidupan urban dengan jejak sejarah yang kental. Bukan sekadar wilayah administratif, Kelurahan Bumi ialah etalase kehidupan masyarakat kota yang heterogen, di mana sektor jasa dan perdagangan tumbuh subur berkat lokasinya yang sangat strategis. Posisinya yang vital menjadikan kelurahan ini sebagai salah satu penopang penting aktivitas sosial dan ekonomi di Kota Solo.

Sebagai bagian dari Kecamatan Laweyan yang termasyhur, Kelurahan Bumi memiliki karakteristik unik. Jika wilayah lain di Laweyan identik dengan industri batik, Bumi lebih menonjolkan perannya sebagai kawasan pendukung utama. Dengan infrastruktur yang mapan dan aksesibilitas yang mudah ke berbagai penjuru kota, kelurahan ini terus bertransformasi menjadi area pemukiman yang diminati sekaligus pusat ekonomi skala mikro dan menengah yang berdenyut aktif.

Sejarah dan Latar Belakang Wilayah

Sejarah Kelurahan Bumi tidak dapat dilepaskan dari peranannya sebagai bagian dari wilayah kekuasaan Keraton Kasunanan Surakarta di masa lampau. Menurut catatan sejarah pemerintah setempat, kawasan ini dulunya merupakan daerah kediaman seorang nayoko (pejabat) Keraton yang mengurusi pertanahan, sehingga nama "Bumi" melekat pada wilayah ini. Awalnya, area ini merupakan bagian dari Desa Sondakan sebelum akhirnya dimekarkan.

Pada sekitar tahun 1940, wilayah yang kini dikenal sebagai Kelurahan Bumi memisahkan diri dan berdiri sebagai desa mandiri bernama Desa Bumi Kidul, dengan lurah pertama yang diangkat langsung oleh Keraton, yakni R.Ng. Atmodimedjo. Pembagian wilayah di dalamnya pun mencerminkan fungsi dan kelompok masyarakat pada masa itu. Nama-nama kampung seperti Tegalsari, yang berasal dari kata "tegal" (ladang) dan "sari" (mencari penghidupan), menandakan fungsinya sebagai area penunjang kegiatan ekonomi, termasuk tempat menyembur batik. Kampung lainnya seperti Reksogadan dan Potroklasan diambil dari nama bekel atau ulama keraton yang bermukim di sana, menunjukkan struktur sosial yang erat dengan hierarki abdi dalem. Transformasi dari desa menjadi kelurahan merupakan bagian dari penataan administrasi perkotaan yang lebih modern seiring berkembangnya Kota Surakarta.

Geografi dan Demografi

Kelurahan Bumi memiliki posisi geografis yang sangat strategis di dalam konstelasi wilayah Kota Surakarta. Secara administratif, kelurahan ini menjadi bagian tak terpisahkan dari denyut nadi Kecamatan Laweyan.

Letak wilayahnya berada di sisi selatan dari pusat kota, menjadikannya area yang mudah dijangkau dan dilintasi oleh jalur-jalur transportasi utama. Berdasarkan data dari Pemerintah Kota Surakarta dan Badan Pusat Statistik (BPS), luas wilayah Kelurahan Bumi yaitu sekitar 0,36 km² atau 35,7 hektar. Meskipun tidak terlalu luas, area ini dimanfaatkan secara optimal untuk pemukiman padat dan kegiatan komersial.

Batas-batas wilayah Kelurahan Bumi secara administratif ialah sebagai berikut:

  • Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Purwosari.

  • Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Panularan dan Kelurahan Penumping.

  • Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah Kabupaten Sukoharjo dan Kelurahan Laweyan.

  • Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Sondakan.

Berdasarkan data kependudukan tahun 2020, jumlah penduduk di Kelurahan Bumi tercatat sebanyak 6.320 jiwa. Dengan luas wilayah 0,36 km², maka kepadatan penduduk di kelurahan ini mencapai sekitar 17.555 jiwa per km². Angka ini menunjukkan tingkat kepadatan yang sangat tinggi, mencerminkan karakterisitiknya sebagai kawasan pemukiman urban di pusat kota. Komposisi penduduknya sangat heterogen, terdiri dari berbagai latar belakang suku, agama dan profesi, yang hidup berdampingan dan membentuk komunitas masyarakat kota yang dinamis.

Potensi Ekonomi dan UMKM

Perekonomian di Kelurahan Bumi bergerak dinamis, didominasi oleh sektor perdagangan dan jasa. Berbeda dengan pusat Kampung Batik Laweyan yang fokus pada produksi kain batik, potensi ekonomi Bumi lebih terdiversifikasi dan banyak didorong oleh lokasinya yang strategis. Keberadaannya yang diapit oleh jalan-jalan utama dan berdekatan dengan pusat-pusat aktivitas kota menjadikannya lahan subur bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Kegiatan perdagangan terlihat dari banyaknya toko kelontong, warung makan, kafe, hingga usaha ritel skala kecil yang tersebar di berbagai sudut kelurahan. Sektor jasa juga memegang peranan penting, terutama penyediaan jasa akomodasi seperti rumah kos (indekos) dan penginapan. Permintaan akan hunian sementara ini tinggi karena lokasinya yang dekat dengan area perkantoran, pusat perbelanjaan, dan fasilitas umum lainnya di Surakarta.

UMKM di bidang kuliner menjadi salah satu tulang punggung ekonomi lokal. Berbagai jenis usaha makanan, mulai dari warung makan tradisional yang menyajikan hidangan khas Solo hingga kedai-kedai modern, tumbuh untuk melayani kebutuhan warga setempat maupun para pendatang. Selain itu, berkembang pula usaha-usaha jasa lainnya seperti layanan binatu (laundry), bengkel, dan percetakan skala kecil. Pemerintah Kota Surakarta, melalui dinas terkait, terus memberikan dukungan bagi pengembangan UMKM sebagai motor penggerak ekonomi kerakyatan, dan Kelurahan Bumi menjadi salah satu area yang merasakan dampak positif dari program-program tersebut.

Infrastruktur, Sosial, dan Pemerintahan

Sebagai kelurahan yang berada di area perkotaan, Kelurahan Bumi didukung oleh infrastruktur yang relatif lengkap dan memadai. Jaringan jalan lingkungan telah terhubung dengan baik ke jalan-jalan protokol Kota Surakarta, memberikan kemudahan akses bagi warganya. Fasilitas umum seperti sarana pendidikan dari tingkat dasar hingga menengah, tempat ibadah berupa masjid dan gereja, serta fasilitas kesehatan tingkat pertama (Puskesmas Pembantu) tersedia untuk melayani kebutuhan dasar masyarakat.

Secara administratif, pemerintahan kelurahan dijalankan dari Kantor Kelurahan Bumi yang beralamat di Jalan Tirtosumirat No.12. Kantor ini berfungsi sebagai pusat pelayanan administrasi kependudukan, perizinan skala kecil, dan menjadi kepanjangan tangan dari program-program pembangunan yang dicanangkan oleh Pemerintah Kota Surakarta. Kelurahan Bumi terbagi atas 7 Rukun Warga (RW) dan 28 Rukun Tetangga (RT), yang menjadi struktur sosial terkecil untuk menjaga kerukunan dan menggerakkan partisipasi warga dalam kegiatan kemasyarakatan.

Kehidupan sosial di Kelurahan Bumi bercirikan keguyuban khas masyarakat perkotaan yang tetap menjaga nilai-nilai kebersamaan. Berbagai kegiatan, mulai dari kerja bakti, pengajian, hingga perayaan hari besar nasional, seringkali diinisiasi oleh pengurus RT/RW bekerja sama dengan tokoh masyarakat. Pola interaksi sosial yang heterogen namun tetap erat ini menjadi modal sosial yang kuat dalam menghadapi tantangan kehidupan di perkotaan.

Arah Pengembangan dan Masa Depan

Melihat posisinya yang strategis dan potensi yang dimiliki, Kelurahan Bumi memiliki prospek pengembangan yang cerah. Arah pengembangannya di masa depan akan sangat dipengaruhi oleh kebijakan tata ruang Kota Surakarta yang terus beradaptasi dengan tuntutan zaman. Fokus utama pengembangan kemungkinan besar akan tertuju pada peningkatan kualitas lingkungan pemukiman dan penataan ruang bagi sektor ekonomi informal agar lebih tertib dan berdaya saing.

Tantangan utama yang dihadapi yakni tingginya kepadatan penduduk dan keterbatasan lahan. Oleh karena itu, inovasi dalam penataan ruang, seperti pengembangan hunian vertikal atau optimalisasi lahan untuk ruang terbuka hijau, dapat menjadi solusi di masa mendatang. Selain itu, penguatan kapasitas UMKM melalui digitalisasi dan pelatihan menjadi kunci agar ekonomi lokal dapat terus tumbuh dan beradaptasi dengan perubahan pasar.

Pada akhirnya, Kelurahan Bumi tidak hanya berfungsi sebagai "bumi" atau tempat berpijak bagi warganya. Ia merupakan sebuah ekosistem urban yang hidup, di mana sejarah, dinamika sosial, dan geliat ekonomi berpadu membentuk salah satu simpul vital yang menopang kehidupan Kota Surakarta. Dengan pengelolaan yang tepat dan partisipasi aktif warganya, Kelurahan Bumi akan terus berkembang menjadi kawasan yang maju, nyaman, dan sejahtera.